Mentengnews.com – Jawa Tengah :
Candi Cetho adalah wisata budaya yang berada di Karanganyar, Jawa Tengah. Candi Cetho merupakan candi bercorak Hindu yang diduga dibangun pada masa Majapahit di abad 15.
Kata cetho berasal dari bahasa Jawa yang berarti jelas. Maksudnya, dari lokasi candi ini, seseorang dapat dengan jelas memandang ke seluruh penjuru. Hal itu karena Candi Cetho berada di ketinggian 1.496 meter di atas permukaan laut.
Candi Cetho dibangun sekitar tahun 1452-1470 pada masa pemerintahan Prabu Brawijaya V Kerajaan Majapahit seperti dikutip dari laman Kebudayaan Kemdikbud.
Kompleks Candi Cetho pertama kali ditemukan pada 1842 oleh seorang warga negara Belanda bernama Van der Vlis.
Berdasarkan keterangan yang ditemukan di kompleks Candi Cetho, diketahui bahwa candi ini merupakan candi Hindu yang digunakan untuk proses ruwatan.
Kompleks candi yang ada saat ini merupakan hasil pemugaran yang dilakukan di tahun 1970.
Saat ini, Candi Cetho masuk dalam bangunan cagar budaya yang dilindungi. Selain itu, kompleks ini juga menjadi tempat wisata bagi masyarakat.
berdasarkan data pada tahun 1928 Candi Cetho memiliki 13 teras berundak dari barat ke timur. Akan tetapi pemugaran yang dilakukan pada tahun 1978 mengakibatkan teras yang tersisa hanya 11.
Berikut penjelasan setiap terasnya :
Di teras pertama terdapat bangunan dengan fondasi setinggi 2 meter tanpa dinding. Sisi dalam bangunan ini sering dijadikan tempat meletakkan sesajen.
pada ujung barat teras, terdapat gapura dan tangga dari batu.
Pada tangga menuju ke teras kedua, terdapat sepasang arca Nyai Agni tetapi salah satunya sudah tidak utuh.
teras kedua terdapat susunan batu yang membentuk seekor garuda terbang dengan sayap membentang.
Pada bagian punggung garuda, terdapat susunan batu yang membentuk kura-kura. Sementara di bagian kepalanya, ada susunan batu yang membentuk matahari bersinar, segitiga sama kaki, dan kalacakra atau kelamin laki².
Kemudian pada sisi barat teras kedua terdapat tangga menuju teras berikutnya. Di sana, ada dua ruangan yang hanya tersisa fondasi.
Teras ketiga, Pada sisi barat teras ini terdapat dua ruangan yang mengapit jalan menuju tangga ke teras berikutnya. Dalam ruangan tersebut tampak batu berbentuk segi empat yang membujur dari utara ke selatan.
Pada dinding susunan batu, tampak relief bergambar manusia dan binatang yang merupakan cuplikan Kidung Sudamala yang terdapat di Candi Sukuh.
Teras keempat, Pada sisi barat teras keempat ada arca Bima yang tampak seperti tengah menjaga tangga batu untuk menuju teras berikutnya.
Di teras kelima terdapat bangunan beratap yang oleh masyarakat disebut Pendapa Luar. Bangunan beratap yang tidak memiliki dinding itu mengapit dua tangga untuk menuju ke teras keenam.
Pada teras keenam ini terdapat arca Kalacakra dan sepasang arca Ganesha. Letaknya berada di kaki tangga menuju teras ketujuh.
Di teras ketujuh terdapat halaman yang dikelilingi oleh dinding batu. Terdapat sepasang pendapa beratap tanpa dinding pada teras ini.
Pendapa yang ada di teras ketujuh ini disebut juga dengan Pendapa Dalam.
Di teras kedelapan ini terdapat bangunan yang digunakan untuk bersembahyang dan berdoa.
Bagian depan bangunan tersebut terdapat dua buah arca batu yang bertuliskan Aksara Jawa sebagai penanda pembangunan Candi Cetho.
Kemudian di teras kesembilan, terdapat ruangan yang menghadap ke sisi timur. Ruangan ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda kuno.
Selain itu, di seberang ruangan ini juga terdapat dua bangunan di bagian utara dan selatan. Bangunan sebelah utara menyimpan arca Sabdapalon, sedangkan bangunan sisi selatan menyimpan arca Nayagenggong.
Pada teras kesepuluh ini terdapat ruangan yang masing-masing sisinya ada tiga buah bangunan kayu yang saling berhadapan.
Terdapat arca di masing-masing bangunan kayu itu, salah satunya adalah arca Prabu Brawijaya.
Sementara pada ujung deretan selatan terdapat tempat untuk menyimpan pusaka Empu Supa, seorang pembuat pusaka yang dihormati di zamannya.
Di teras kesebelas, terdapat dinding batu setinggi 1,6 meter, yang seakan menyekat tangga dengan ruang utama.
Ruang utama pada teras ini merupakan tempat pesanggrahan Prabu Brawijaya yang letaknya lebih tinggi dibanding ruangan yang lain.
Dan pada hari ini,suasana Candi Cetho sejuk,saya menikmati keindahan alam bersama teman² turis dari newzealand,dan beberapa Pendaki dari berbagai Daerah, (Pungkas nya).
Narasumber :Rika Sukiswantari,S.H.M.H.,M.A.Hum