Mentengnews.com – Jakarta :
Oleh:
Abdul Hamid Husain
Setelah memasuki usia 40 tahunan, jangan lagi nakal, apa lagi setelah usia 60 tahunan, tidak ada lagi TOLERANSI, atau alasan jika masih berbuat nakal. Demikian Nabi Muhammad SAW mewanti wanti.
Secara khusus Allaah SWT beberapa kali Berfirman Mengingatkan yang berusia 40 tahunan agar berhati hati memanfaatkan waktu, karena sudah melewati separuh dari jatah usia hidup, dan jangan lagi berbuat dosa, jika ingin selamat Dunia Akhira dengan Husnul Khaatimah.
Indikasi terkuat agar berhati hati di usia 40 tahun, yaitu Muhammad SAW menerima Wahyu sebagai Nabi dan Rasul, yaitu di usia 40 tahun, yang sebelumnya, Muhammad SAW adalah pedagang.
TRUE STORY:
1. Di Usia 40 tahun, Mulai Masa Ujian;
Memasuki umur 40 tahun, adalah usia dewasa, inilah masa masa mulai banyak ujian untuk mengetahui kualitas seseorang, yang lulus akan naik kelas lebih tinggi.
Antara lain;
– Ibu atau ayah saatnya sakit sakitan atau meninggal,
– Anak-anak mulai meningkat remaja,
– Sering terjadi perselisihan dan pertengkaran dalam Rumah Tangga,
– kebangkerutan,
– dll., ini semua adalah ujian agar selalu eling, mengingat Allaah SWT. Jika lulus ujia, kehidupan pun menjadi lebih baik. Meningkat ke kelas lebih atas.
2. Allaah SWT Menekankan di usia 40 an agar segera bertaubat dan meningkatkat ibadah dan kesibukan untuk berbuat lebih baik, lebih bijak dan maksimalkan diri menjauhi Dosa.
3. Allaah SWT Berfirman Tentang Usia 40 an Tahun;
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ.
( الاحقاف ٤٦ الاية ١٥)
Arti:
“Kami wasiatkan kepada Manusia agar berbuat baik kepada kedua Orang Tuanya.
Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan. Sehingga, apabila telah dewasa dan umurnya mencapai EMPAT PULUH tahun, anak itu berkata;
“Yaa Allaah Tuhanku, berilah petunjuk agar aku dapat mensyukuri ni’mat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua Orang Tuaku, dapat beramal saleh yang Engkau Ridoi, dan berikanlah kesalehan kepadaku dan juga kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada-Mu dan sungguh, aku termasuk orang-orang yang berserah diri sebagai Muslim.”
(QS Al Ahqaaf, surah ke 46, ayat 15, halaman 504)
POINTERS;
1. Pointers dari Ayat 15 Surah Al Ahqaaf di atas adalah:
A. Jika sudah memasuki usia 40 tahun, agar selalu berbuat baik dan berbakti pada kedua Orang Tua, karena pasti keduanya sudah lanjut usia. Sedangkan kunci Surga ada di Rido kedua Orang Tua. Sebagai mana di tekankan oleh Al Hikam :
حَقُّ الوَالِدَيْنِ:
إِنَّ لِلْوَالِدَيْنِ حَقًّا عَلَيْنَا
بَعْدَ حَقِّ اللهِ فيِ الاِحْتِرَامِ
أَوْجَدَانَا وَرَبَّيَانَا صَغِيْرًا
فَاسْتَحَقَّا نِهَايَةَ الإِكْرَامِ
Arti:
“Sungguh kedua Orang Tua mempunyai hak atas kita
setelah hakNya Allaah dalam hal pemuliaan dan penghormatan.
Kedua Orang Tua menjadikan kita ada dan merawat kita waktu kecil. Maka mereka berdua berhak atas penghormatan dan bakti yang tertinggi”.
B. Jika sudah memasuki usia 40 tahunan, agar tambah Soleh, tambah sabar dan tambah mensyukuri apa yang telah dimiliki.
C. Jika sudah memasuki usia 40 tahunan, agar lebih memperbaiki prilaku, kinerja dan perlakuan kepada anak anak dan pasangan hidup.
D. Jika sudah memasuki usia 40 tahunan, agar lebih banyak beribadah mengejar Rido Allaah SWT.
E. Jika sudah berusia 40 tahunan, perbanyak Taubat, dan berserah diri pada Allaah SWT.
2. Dengan adanya ujian, Hamba akan kembali kepada Allaah bersimpuh dan bersujud curhat memohon pertolongan Allaah SWT. Jika lulus ujian, akan naik kelas ke yang lebih tinggi, puncaknya kelas “husnul khaatimah”, bukan “suu ul khaatimah”.
3. Kita hidup di Dunia, tidak lama. Rasuulullaah, SAW telah mengingatkan :
“Umur Ummatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yang bisa melampaui umur tersebut”.
(HR. Ibnu Majah. 4236).
4. Batas Toleransi Allaah SWT adalah di Usia seseorang sampai 60 tahun;
Allaah betul-betul Maha Baik dan Maha Pemurah, yang selalu memberi maaf, uzur dan toleransi.
Allaah masih memberi kesempatan kedua, ketiga, dan seterusnya agar bisa kembali kepada Allaah SWT.
Hanya saja tidak selamanya Allaah akan Memberi keringanan, uzur, dispensasi atau toleransi bagi yang berbuat Dosa setelah umur 60 tahun.
Di usia 60 ini tidak ada argumen lagi, tidak ada toleransi atau uzur lagi, tidak ada keringanan sanksi hukuman jika masih berbuat Dosa.
Rasulullah SAW Bersabda:
عن ابى هريرة رضى الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
أَعْذَرَ اللَّهُ إِلَى امْرِئٍ أَخَّرَ أَجَلَهُ حَتَّى بَلَّغَهُ سِتِّينَ سَنَةً
(رواه البخارى)
Arti:
“Allaah Memberi toleransi, udzur, keringanan dan alasan kepada orang yang usianya dipanjangkan hingga sampai usia 60 tahun”.
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam
Al Bukhari, no. 6419)
Setelah usia 60 tahun, tidak ada lagi toleransi, uzur, alasan atau keringan hukuman jika berbuat Dosa, pasti akan disiksa.
Tegasnya, Allaah SWT masih memberikan toleransi, uzur, alasan untuk diampuni kepada orang di bawah 60 tahun jika berbuat Dosa, jika masih tertipu dengan Duniawi.
Tetapi ketika ia mencapai 60 tahunan, maka Allaah tidak memberikannya keringan ampunan jika berbuat Dosa.
Al Imaam Al-Haafidz Ibnu Hajar menjelaskan tentang Hadits di atas:
وَالْمَعْنَى أَنَّهُ لَمْ يَبْقَ لَهُ اعْتِذَارٌ كَأَنْ يَقُولَ لَوْ مُدَّ لِي فِي الْأَجَلِ لَفَعَلْتُ مَا أُمِرْتُ بِهِ.
Artinya:
“Makna Hadits di atas adalah bahwa uzur atau alasan sudah tidak ada lagi, seperti mengatakan, “Andai usiaku dipanjangkan, aku akan melakukan apa yang diperintahkan kepadaku.”
(Kitab Fathul Baari, 11/240)
5. Allaah SWT Berfirman Mengingatkan:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ ١٨ الحشر
Arti:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allaah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari Akhiratnya. Bertakwalah kepada Allaah. Sungguh, Allaah Maha Teliti terhadap apa yang kamu lakukan”.
(QS Al Hasyar, surah ke 59, ayat 18, halaman 548)
Penutup:
Mari kita berdoa dengan Doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).
Oleh:
Abdul Hamid Husain
Jakarta.
Alumnus:
-Ummul Qura University, Makkah.
-King Abdulaziz University, Jeddah.
-PMD Gontor, Ponorogo.
Alfaatihah.
Aamiin