Rela Kalah Demi Negara Yang Ia Cintai 

Olahraga9008 Dilihat

Mentengnews.com :

Tahun 1957, di sebuah arena tinju di Amerika, sorotan dunia tertuju pada seorang petinju asal Aljazair yang tengah berlaga mewakili Prancis, yaitu Charif Hamia.

Ia hanya tinggal satu ronde lagi untuk meraih gelar juara dunia. Pukulan demi pukulan telak ia layangkan ke lawannya. Kemenangan tampak begitu dekat, hanya sepuluh menit lagi, dan dunia akan mengenalnya sebagai juara.

Namun, sesuatu yang tak terduga terjadi. Di tengah euforia dan sorak-sorai penonton, seorang wanita tiba-tiba mendekatinya. Ia membisikkan sesuatu ke telinga Charif. Tak seorang pun tahu apa yang dikatakannya. Namun setelah itu, semuanya berubah.

Charif mulai mengendurkan serangannya. Tangannya tak lagi secepat tadi. Ia bahkan membiarkan dirinya menerima pukulan demi pukulan dari lawan, hingga akhirnya tumbang dan kalah.

Publik terkejut. Mengapa seorang petinju hebat seperti Charif tiba-tiba menyerah di ambang kemenangan?

Bertahun-tahun berlalu. Menjelang akhir hayatnya, saat terbaring lemah di ranjang, seseorang akhirnya memberanikan diri menanyakan pertanyaan yang selama ini menggantung di benak banyak orang, Apa yang dikatakan wanita itu padamu malam itu?

Dengan suara lirih namun mantap, Charif menjawab,
“Wanita itu berkata, ‘Aku anggota Front Pembebasan Nasional. Aku menasihatimu untuk kalah. Lebih baik kau gagal, daripada menang, dan membuat Prancis makin bersinar atas kemenanganmu.'”

Saat itu, Aljazair masih dijajah oleh Prancis. Charif dikenal berdarah Aljazair, sekalipun ia tinggal di Prancis, kemenangannya akan dihitung sebagai juara bagi Prancis.

Dan ia sadar, kemenangan itu akan berdampak pada menguatnya pengaruh Prancis di kancah politik waktu itu, disaat Aljazair ingin merdeka dari penjajahan.

Charif Hamia memilih kalah di atas ring, namun menang dalam sejarah bangsanya. Ia membuktikan bahwa kadang, kekalahan yang dipilih dengan sadar demi kehormatan tanah air jauh lebih mulia daripada kemenangan yang hanya mengibarkan bendera penjajah.

Ia bukan hanya petinju, tapi pejuang sejati.
Lelaki yang menepati janjinya kepada agama dan tanah airnya. Semoga Tuhan merahmatinya, dan mengampuni dosa-dosanya.

(Sumber FB#DPU_FYI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *