Mentengnews.com – Pekanbaru:
Setelah menunggu sekian lama, akhirnya Upah Pungut (UP) bagi para Tenaga Harian Lepas (THL) dan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Pekanbaru akhirnya dicairkan. Namun alangkah terkejutnya para THL dan ASN tersebut, ternyata hak yang mereka dapatkan ternyata dipotong.
Menurut pengakuan salah seorang THL Bapenda Pekanbaru yang minta namanya dirahasiakan, pemotongan yang dialami para THL tersebut bervariasi antara Rp 750 ribu hingga Rp 1,2 juta.
“Saya sendiri dipotong sebesar Rp750 ribu rupiah, ” ujar THL tersebut sambil memperlihatkan bukti transfer yang diterimanya melalui rekening di Bank BJB.
Para THL Bapenda ini mengaku bingung dengan pemotongan yang tanpa pemberitahuan dan alasan yang jelas tersebut. “Ada informasi yang mengatakan pemotongan ini karena pimpinan menetapkan grade tertentu, namun seperti apa penetapan grade itu tidak jelas,” ungkapnya.
Kepada awak media, THL Bapenda ini mengungkapkan bahwa dirinya selama ini telah melaksanakan tugas dengan baik, ia tidak pernah menerima surat peringatan ataupun sanksi dari atasannya, namun ternyata kena potongan juga.
“Kalaupun kinerja saya tidak bagus, tentu berpengaruh pada gaji yang saya terima, buktinya gaji saya tetap full seperti biasa. Ini yang kami heran kok bisa UP kami dipotong tanpa sebab yang jelas,” katanya.
Apalagi, saat ditanya kepada koordinator yang biasa melakukan penilaian, ia mengaku bahwa telah memberikan nilai yang baik kepada para THL yang dikoordinir.
THL Bapenda ini juga menceritakan bahwa pencairan UP ini telah mengalami keterlambatan dari jadwal semestinya. Hal ini sempat dipertanyakan oleh sejumlah THL. “Bahkan ada THL yang mengadukan langsung ke media sosial Pak Wali Kota Agung Nugroho,” terangnya.
Ia mengaku sempat mendapat informasi bahwa ada peran Pj Sekda Pekanbaru, Zulhelmi Arifin, terkait keterlambatan pencairan UP tersebut. “Pak Pj Sekdako sering datang ke Kantor Bapenda menjumpai Plt Kaban. Pernah sampai seminggu dua kali, bahkan pernah sampai tengah malam. Nggak tau juga apa keperluannya,” jelas anggota THL ini.
Awak media kemudian mencoba melakukan cross check kepada sejumlah THL dan ASN. Salah seorang THL di salah satu UPT Bapenda Pekanbaru mengaku memang ada pemotongan UP yang dialami THL di UPT tempat dia bekerja.
Sementara itu, Plt Kepala Bapenda Pekanbaru Tengku Denny Muharpan saat dikonfirmasi soal pemotongan itu membantah pihaknya melakukan pemotongan UP. “Tidak ada pemotongan, tidak benar info itu pak,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon selulernya, Selasa (5/82025).
Menurut informasi yang ditelusuri awak media, pemotongan UP di Bapenda Pekanbaru bukan baru kali ini terjadi, Saat Zulhelmi Arifin menjabat sebagai Kepala Bapenda Pekanbaru, ia juga pernah melakukan pemotongan UP bagi THL dan ASN di lingkungan Bapenda. Bahkan, masalah pemotongan UP ini sempat diendus pihak Kejaksaan . Namun entah mengapa kasusnya kemudian hilang begitu saja. ***
(Sumber : TNN / DPP AMI)