Mentengnews.com – Pekanbaru – Riau:
Catatan: Ahmad Syifa
ASN Disdik Riau dan Pemerhati SMK Riau
KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristek) tengah mendorong pengembangan SMK berbasis keunggulan wilayah, sebuah strategi yang menjadikan SMK sebagai solusi pendidikan lokal yang kontekstual, produktif, dan berkualitas. Di Provinsi Riau, kebijakan ini terealisasi melalui sinergi kuat antara SMK, pemerintah daerah, dan dunia usaha/industri (DUDI).
A. Keunggulan daerah sebagai Landasan Pendidikan Vokasi
Riau dikenal sebagai provinsi kaya sumber daya alam—minyak, gas, kelapa sawit, karet, dan industri pulp dan kertas. Potensi ini menciptakan peluang besar bagi SMK untuk mengembangkan kompetensi kejuruan di sektor-sektor unggulan daerah seperti energi, agroindustri, dan manufaktur lokal. Dengan adanya pergub tentang vokasi tahun 2022 telah mendorong keterlibatan Dunia Usaha dan Industri dalam pengembangan pendidikan Vokasi.
Dinas Pendidikan Provinsi Riau mencatat hingga tahun 2023 sudah menjalin kerja sama dengan 1.567 industri dan dunia usaha. Pada tahun 2024, 8 SMK di Riau menandatangani MoU dengan DUDI, difasilitasi oleh BBPPMPV BBL Medan. Kerja sama ini meliputi magang siswa, instruktur industri, dan pelatihan guru oleh industri. SMK Negeri 2 Pekanbaru memperoleh apresiasi atas Kelas Industri Samsung.
Selain itu, sejumlah SMK di Riau juga menerapkan Teaching Factory dan status BLUD. Dari 318 SMK di Riau, 21 sudah berstatus BLUD. Terdapat sekitar 43–44 SMK berstatus SMK Pusat Keunggulan (PK) di Riau. Rencana nasional untuk memperpanjang masa studi menjadi 4 tahun diharapkan dapat memperkuat kualitas lulusan. (https://disdik.riau.go.id/)
Walau implementasi sudah berjalan, masih terdapat berbagai tantangan dan kendala:
1. Akses Terbatas ke Dunia Industri
Tidak semua SMK memiliki kemitraan yang kuat dengan industri yang relevan dengan program keahlian mereka.
2. Kompetensi Guru Belum Merata
Banyak guru kejuruan belum mengikuti pelatihan berbasis industri atau belum memiliki sertifikasi sesuai standar dunia kerja.
3. Fasilitas Praktik Belum Memadai
Sebagian besar SMK masih menghadapi keterbatasan sarana dan prasarana penunjang praktik
4. Koordinasi Lintas Sektor Masih Lemah
Sinergi antara sekolah, dinas pendidikan, pemerintah daerah, dan dunia industri masih perlu diperkuat agar selaras dan berkelanjutan.
Untuk mengatasi kendala di atas, beberapa solusi strategis dapat diterapkan:
Pelatihan dan Sertifikasi Guru
Melibatkan industri untuk melatih guru kejuruan secara rutin dan berbasis praktik nyata.
Peningkatan Jumlah SMK BLUD dan Teaching Factory.
Memberikan otonomi dan fleksibilitas lebih kepada SMK agar bisa mengelola pendapatan dan operasional secara produktif.
Fasilitasi Pemerintah Daerah
Pemerintah provinsi/kabupaten perlu menjadi penghubung aktif antara SMK dan DUDI melalui forum kemitraan, insentif, dan pendampingan.
Pengembangan Kurikulum Kontekstual
Kurikulum SMK harus terus diperbarui agar relevan dengan karakteristik wilayah dan perkembangan industri lokal.
B. Integrasi Prinsip Mutu dan Keunggulan Lokal.
Pengembangan SMK berbasis keunggulan wilayah di Riau tidak dapat dilepaskan dari prinsip mutu yang menjadi acuan dalam dunia industri, serta keunggulan lokal yang menjadi sumber kekuatan dan karakteristik pendidikan vokasi daerah.
Prinsip mutu mengacu pada standar yang diterapkan oleh dunia usaha dan dunia industri (DUDI), mencakup aspek seperti:
Relevansi kompetensi lulusan dengan kebutuhan industri,
Sertifikasi keahlian yang diakui,
Efisiensi proses pembelajaran,
Kedisiplinan dan budaya kerja.
Riau memiliki kekayaan lokal yang sangat strategis untuk dijadikan konteks pembelajaran, seperti:
Komoditas kelapa sawit, industri pengolahan kayu, dan perikanan,
Budaya kerja masyarakat lokal,
Geografis wilayah yang mendukung pertanian dan transportasi logistik.
Integrasi antara prinsip mutu dan keunggulan lokal menghasilkan pengelolaan SMK yang:
Berorientasi pada pelanggan: yakni siswa dan dunia industri sebagai pengguna utama lulusan,
Kontekstual: pembelajaran berbasis realitas wilayah,
Produktif: menghasilkan output nyata dari proses belajar seperti produk atau jasa,
Berdaya saing tinggi: lulusan siap kerja dan siap berwirausaha, tidak hanya secara nasional tetapi juga regional bahkan global.
SMK Riau telah berdiri sesuai dengan potensi daerah dalam pemilihan Program Keahlian hanya perlu di tingkatkan fokus dalam layanan pendidikan terutama menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dan karakter yang dibutuhkan user dalam hal ini dunia usaha dan dunia industri sehingga nantinya fokus tamatan smk nantinya tidak hanya mampu bekerja tapi juga siap untuk berwirausaha.
Peningkatan pembelajaran yang berorientasi Teaching Factory dengan pendampingan DUDI perlu ditingkatkan agar SDM yang dihasilkan SMK sesuai dengan yang di butuhkan dunia usaha dunia industri.
Pendirian SMK dan penambahan Program Keahlian selayaknya dengan melakukan Studi Kelayakan yang komprehensif sehingga Apa yang di butuhkan dunia usaha dunia industri selaras dengan apa yang disiapkan SMK terhadap peserta didiknya.