Mentengnews.com – Medan:
Barisan Pemersatu Masyarakat Marginal (BATU MARMAR) menilai kiprah politik Hasyim, SE, merupakan cerminan dari politik yang berorientasi pada persatuan dan keberagaman. Ketua Koordinator Pusat BATU MARMAR, Lahja, menyebut bahwa perjalanan politik Hasyim dari DPRD Medan hingga DPRD Sumatera Utara adalah bukti konsistensi dan dedikasi seorang politisi yang mampu menjembatani berbagai lapisan masyarakat.
Menurut Lahja, Hasyim bukan hanya dikenal sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan (PDIP) Kota Medan, tetapi juga sebagai simbol keterbukaan dalam dunia politik lokal. “Beliau adalah contoh nyata bagaimana seorang politisi mampu hadir untuk semua golongan tanpa melihat latar belakang agama, suku, atau status sosial. Itulah nilai yang jarang dimiliki oleh banyak politisi hari ini,” ujarnya.
Lahja menambahkan, sejak pertama kali terpilih sebagai anggota DPRD Kota Medan pada 2009, Hasyim telah menunjukkan rekam jejak yang bersih, konsisten, dan dekat dengan masyarakat. Selama tiga periode di DPRD Medan, ia tidak hanya dikenal karena kiprahnya di legislatif, tetapi juga karena kepeduliannya terhadap persoalan rakyat kecil, termasuk kelompok marjinal di perkotaan.
“Sebagai organisasi yang memperjuangkan hak masyarakat kecil, kami melihat ketulusan Hasyim dalam bekerja. Ia tidak berjarak dengan masyarakat dan tetap rendah hati meski telah memegang jabatan penting. Itu yang membuat kehadirannya diterima luas, bahkan lintas agama dan etnis,” tutur Lahja, didampingi Sekretaris BATU MARMAR, M. Soleh.
Hasyim juga dikenal aktif menghadiri kegiatan sosial lintas keyakinan, mulai dari perayaan Idul Fitri, Natal, Imlek, hingga acara adat berbagai suku di Medan. Sikap terbuka ini, menurut M. Soleh, menegaskan bahwa Hasyim adalah figur pemersatu yang mengedepankan nilai-nilai toleransi dan kemanusiaan di atas kepentingan politik sempit.
“Medan adalah kota yang majemuk, dan Hasyim berhasil menunjukkan kepemimpinan yang bisa diterima semua kalangan. Beliau telah menjadi teladan bahwa politik bisa menjadi jembatan persaudaraan, bukan sumber perpecahan,” jelas Soleh.
Keberhasilan Hasyim melangkah ke DPRD Sumut periode 2024–2029 dinilai sebagai bukti kepercayaan publik yang terus terjaga. Bagi BATU MARMAR, keberlanjutan kepercayaan ini bukan sekadar karena nama besar partai, melainkan hasil kerja nyata dan hubungan emosional yang terbangun kuat antara Hasyim dan masyarakat.
Di akhir pernyataannya, Lahja menegaskan bahwa dengan pengalaman panjang, dedikasi, dan rekam jejak yang konsisten, Hasyim, SE layak tetap memimpin PDIP Kota Medan ke depan. “Beliau bukan hanya politisi, tapi simbol persatuan. Hasyim membuktikan bahwa politik yang tulus dan inklusif akan selalu mendapat tempat di hati rakyat,” tutupnya.