“Ketua PKDP Pekanbaru: Ini Bukan Perkelahian Biasa, Tapi Penganiayaan Berat”
Mentengnews.com – Pekanbaru:
Dugaan pengeroyokan terjadi di sebuah bengkel tambal ban di Jalan Lintas Timur, Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, pada Rabu malam (15/10/2025) sekitar pukul 23.30 WIB.
Peristiwa ini menjadi perhatian publik karena korban merupakan tokoh masyarakat Persatuan Keluarga Daerah Pariaman (PKDP) Kota Pekanbaru, Buyung Piliang, beserta anaknya Yuda, yang mengalami luka serius di bagian kepala.
Berdasarkan keterangan Jefri Naldi, menantu dari Buyung Piliang, kejadian bermula dari keributan di bengkel tambal ban milik Duell, antara SN dan abang iparnya(red SN). Saat itu, SN datang bersama dua orang temannya.
“Menurut informasi, SN marah kepada abang iparnya, tapi kami tidak tahu apa penyebabnya,” ujar Jefri.
Keributan tersebut semakin memanas hingga terdengar teriakan “maling” dari arah bengkel. Karena waktu sudah larut malam, keluarga Buyung yang tinggal di dekat lokasi keluar rumah untuk memastikan keadaan.
“Saat kami keluar, kami lihat Yuda sudah babak belur, kepalanya dipukul pakai kayu bloti oleh SN,” kata Jefri.
Melihat anaknya dipukuli, naluri seorang ayah membuat Buyung berusaha membantu. Namun situasi semakin kacau, bahkan Duell, pemilik bengkel yang berusaha melerai, juga ikut dihajar SN.
“Ketika ayah mau membantu Yuda, teman SN memiting leher ayah, lalu SN yang masih pegang bloti memukul kepala ayah bagian depan. Meski sudah ditangkis, kepala ayah tetap kena dan luka berat,” lanjut Jefri.
Dengan kondisi kepala berdarah, Buyung sempat pulang ke rumah. Beberapa menit kemudian, ia kembali ke lokasi bersama Jefri karena ingin memastikan siapa pelaku yang memukulnya.
“Waktu ayah menunjuk orangnya di atas motor, mereka terlihat mau kabur. Saya spontan menarik salah satu dari mereka sampai jatuh di pinggir jalan,” ungkap Jefri.
Menurut Jefri, malam itu dua orang diamankan polisi, namun kemudian SN juga membuat laporan dan mengaku sebagai korban pengeroyokan.
“Sampai subuh kami masih di Polsek, tapi laporan kami belum selesai dibuat, sementara mereka sudah lebih dulu membuat laporan,” jelasnya.
Saat ini, Buyung Piliang masih dirawat dan dijadwalkan menjalani operasi. Sementara Yuda mengalami pendarahan di bagian kepala belakang dan terus mengeluh kesakitan.
PKDP Desak Polisi Bertindak Tegas
Ketua DPD PKDP Kota Pekanbaru, Abu Bakar Sidik, S.H., M.H. (ABS) membenarkan adanya peristiwa tersebut. Ia menyebut terdapat dua korban dari pihak PKDP Buyung Piliang dan anaknya Yuda serta satu korban lain, Duell, pemilik bengkel tambal ban.
“Karena Pak Buyung ini merupakan salah satu ninik mamak dan tokoh masyarakat PKDP, kami mendesak pihak Polsek Tenayan Raya untuk mengambil tindakan tegas. Ini sudah masuk kategori tindak pidana penganiayaan berat,” ujar ABS yang juga berprofesi sebagai pengacara.
ABS bersama sejumlah tokoh PKDP di antaranya By Ahmad Chan, S.H., M.H., H. Agusman SK, S.H., M.H., H.M. Nazif, H. Drs. Muhardi Yance, dan Indra Piliang mendatangi Polsek Tenayan Raya pada Kamis siang (16/10/2025) bersama sekitar 50 anggota PKDP untuk meminta klarifikasi terkait dugaan pembebasan pelaku.
Ia mengimbau seluruh keluarga besar PKDP agar tetap tenang dan menyerahkan penanganan kasus ini kepada pihak kepolisian.
“Kami percaya Polsek Tenayan Raya akan bertindak cepat dan profesional. Mari kita percayakan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum,” ujarnya.
Polisi: Kasus Masih Dalam Penyelidikan
Sementara itu, Kapolsek Tenayan Raya Kompol Didi Antoni melalui Kanit Reskrim Polsek Tenayan Raya Ipda Asbi Abdul Sani, SH, MH, membenarkan laporan terkait dugaan pengeroyokan tersebut. Ia mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap kedua belah pihak yang saling melapor.
“Benar, ada laporan perkara pengeroyokan yang diduga melibatkan kedua pihak. Kami masih mengumpulkan alat bukti dan keterangan saksi untuk menentukan arah perkara, apakah masuk Pasal 170 atau 351 KUHP,” jelas Asbi.
Terkait informasi yang beredar bahwa salah satu pelaku telah ditahan lalu dibebaskan, Asbi menegaskan hal itu tidak benar.
“Hingga saat ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. SN juga membuat laporan karena mengaku dikeroyok. Semua laporan masyarakat kami terima tanpa pengecualian,” ujarnya.
Asbi berharap semua pihak, termasuk keluarga besar PKDP, dapat bersabar menunggu hasil penyelidikan dan gelar perkara agar kasus ini menjadi terang benderang.
“Kami mohon semua pihak tidak terpancing isu-isu di luar. Biarkan kami bekerja sesuai prosedur. Kami berterima kasih kepada pengurus PKDP yang telah datang dan mempercayakan penanganan kasus ini kepada kami,” tutupnya.