Sulaiman Tanjung Sosok Yang Tak Pantas Menjadi Ketua Karateker PWNU Riau

Politik2 Dilihat
banner 468x60

Mentengnews.comPekanbaru – Kejamnya Perlakuan Oknum Terhadap Tokoh Riau Rusli Ahmad dan Dilengserkan Secara Brutal dari Ketua PWNU Riau, Sebagai Orang Melayu Juga Dihina Tak Layak Dipanggil Kyai, hal tersebut dinilai banyak pihak sebagai perilaku tidak terpuji dari Sulaiman Tanjung, Jumat (19/01/2024)

banner 336x280

Ada informasi menarik Pertemuan yang diprakarsai Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Suleman Tanjung yang ditunjuk sebagai Ketua Caretaker PWNU Riau.

Oknum Ketua Caretaker PWNU Riau meminta agar Ketua ke depan harus alumni pondok dari Jawa seperti Tebu Ireng, Ponpes Bahrul Ulum, Ponpes Mamba’ul Ma’ari dan lainnya.

Terkait hal itu, Rusli Ahmad membantah keras tudingan dari PBNU tersebut. Rusli Ahmad menjelaskan, memang sebelumnya ada surat edaran dari PBNU terkait bagi pengurus NU, Banom dan Lembaga yang maju sebagai Calon Legislatif (Caleg) dan Calon DPD hingga calon kepala daerah di Pemilu 2024, jika sudah terdaftar sebagai daftar calon tetap (DCT), diwajibkan untuk cuti dari kepengurusan, dan diperintahkan untuk melaksanakan pleno pengurus untuk menunjuk Pelaksana tugas (Plt).

 

Parahnya lagi ada PCNU di Riau yang juga menjabat Bupati dan Ketua Partai yakni Bupati Pelalawan Zukri sekaligus ketua DPD PDIP Riau, adalagi Ketua PW Ansor Riau Purwaji Caleg DPR RI dari PDIP, kenapa tidak di karateker, padahal kewenangan karateker ada ditangan PBNU. Ada apa dengan PBNU apa karena mereka itu pendukung ganjar dan tidak berani diberhentikan?

“Kenapa saya saja yang di berhentikan padahal mekanisme sudah saya laksanakan pleno, sudah mengajukan bapak Hermansyah wakil ketua 1, untuk menjadi Plt ketua, sudah kita kirimkan ke pusat, sudah dari November. Tapi dari pihak PBNU secara lisan menyatakan tidak perlu pakai surat Plt itu, kan hanya dua bulan kata mereka. Namun administrasi tetap kita ajukan, namun sampai saat ini tidak keluar surat Pltnya,” katanya, Jumat (19/01/2024).

“Maka, setelah itu beberapa kali saya masih mengatasnamakan Ketua PWNU itu kan tak ada bantahan dar PBNU. Termasuk saya mendapat penghargaan dari Kapolda Riau, dan ada lagi penghargaan gelar bapak toleransi kerukunan umat beragama, saat itu juga saya tidak ada mendapat bantahan dari PBNU bahkan Sulaiman Tanjung juga mengucapkan selamat. Tapi karena saat ini ada nuansa politiknya, dibilang saya sudah di karateker,” kata Rusli Ahmad.

Padahal, katanya lagi, satupun pengurus PWNU Riau termasuk dirinya tidak mengetahui adanya pemberitahuan sebelumnya terkait penunjukan karateker. Sulaiman Tanjung sebagai karateker adalah mafia organisasi kita sudah dapat telpon juga dari kepri bahwa orang satu ini juga diduga bermain minta duit pada setiap konferwil.

“Sulaeman coba bermain di Riau, dia ini mafia kerjanya minta duit pada setiap konferwi ada buktinya, saya ini melawan agar para mafia di PBNU tidak seenaknya memberhentikan PWNU lainya nanti, kalau secara pribadi Rusli Sudah ikhlas berhenti karena dukung Prabowo Gibran,” tegasnya lagi.

Tetapi Rusli Ahmad sangat tidak ikhlas PWNU Riau di karateker kan karena masa khidmatnya dari 2021 s/d 2026. Apalagi dalam kepengurusan itu ada unsur TNI Polri,Kejaksaan, ada Kepala Daerah, ada Rektor, Dekan, pengusaha, ada Ketua KNPI ada tokoh adat.

“Kepengurusan ada 235 orang, mereka tidak bersalah kenapa juga diberhentikan” tutur KH T Rusli Ahmad yang didampingi Wakil Rois Suriyah Habib Ahmad Bsa, Ketua PW Pagar Nusa Riau Sulaiman Basyir, Pengurus Sakornas Banser Cak Slamat dan Mantan Kepala Satgassus Banser Gus Wiji Utomo di Kediaman RA Pekanbaru.

“Sementara saya tahu persis kalau PBNU dan beberapa ada yang dukung ganjar, mereka main kucing kucingan padahal banyak pengurus yang dukung ganjar harusnya itu ditindak, jangan munafik lah, itu stafsus gusmen beberapa orang nyaleg di PDIP” kata Rusli lagi.

Selain itu, tegas Rusli, dirinya memutuskan mendukung Prabowo-Gibran sudah melalui proses tahapan. Dirinya meminta kepada para kiai siapa yang selalu berpuasa dipersilahkan untuk berpuasa selama 40 hari, salat istikharah, yasinan siapa yang akan dipilih untuk menjadi presiden.

“Supaya Riau akan dipandang jika yang terpilih menjadi presiden, pembangunan ini akan diutamakan. Jangan kita sumber daya alam besar tapi pelengkap penderita terus,” cakapnya.

“Nah setelah melewati proses itu, para kiai condong ke Prabowo Gibran karena pertimbangannya khusus Riau, tidak ada sejarahnya presiden (Jokowi) hadir dalam pelantikan pengurus wilayah, cuma Riau. Kemudian hari santri juga di zaman pak Jokowi. Artinya melanjutkan yang sudah ada itu pas untuk mendukung Prabowo-Gibran,” tegasnya.

Maka dari itu, kata Rusli, dirinya meminta PBNU untuk konsisten, karena NU itu Samina wa athona. Selain surat tertulis, lisan juga harus diikuti.

“Makanya kita Samina wa athona dulunya sama PBNU. Disebutkan bahwa tak usah di Plt kan dulu. Padahal suratnya sudah lama kita usulkan, kenapa gak dikeluarkan, tiba-tiba bahasanya karateker. Mana sah itu. Apa salah saya, kan saya maju DPD, harus cuti, bukan buat kesalahan. Enak saja, kita capek-capek membesarkan NU di Riau ini,” tukasnya.

“Warga NU pasti menilai PBNU konsisten tidak. Ini kan karena pilpres aja ini, dulu tak ada persoalan. Biasa saya bawa nama PWNU, tak ada komplain. Sekarang berubah,” tambahnya.

Rilis**

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *