Mentengnews.com – Pekanbaru :
Penanganan kasus pencurian di beberapa rumah yg lokasinya tidak jauh dari kantor polsek bukit raya diantaranya rumah pk majid dan rumah almarhum keluarga Adin Sinaga, Bukit Raya, kian menyeruak ke permukaan.
Setelah berbulan-bulan berjalan di tempat, kini muncul indikasi baru yang lebih mencemaskan: dugaan adanya intervensi tidak sesuai prosedur oleh oknum penyidik dan perlindungan terhadap beberapa pelaku lainnya yang belum tersentuh hukum. Selasa (27/5/2025)
padahal dari pengakuan uli dan dicky yang di tahan masih bisa di gali lagi siapa pelaku lainnya dan ada beberapa orang dari tempat mereka berkumpul melakukan tindak kejahatan yg menampung barang hasil curian,
Team Opsnal Bukit Raya berangkat dari pengakuan Ogik yang membuat laporan di Polsek Bukit Raya karena di pukuli oleh uli cs karena pembagian tidak rata.
Dalam laporan polisi LP/127/II/2025 yang diajukan Akmaluddin pada 24 Februari lalu, disebutkan bahwa instalasi kabel listrik senilai Rp15 juta raib digondol untuk ke dua kalinya dimaling pada 14 Februari, stabilizer dan pompa air seharga 15 juta kerugian ini di hitung dengan harga bekas jika barunya bisa jadi 25 juta tidak kemana berikut tombol tombol listrik yg di rusak Namun hingga kini, tak ada tanda-tanda tuntasnya penyelidikan dari Polsek Bukit Raya.
Yang mengejutkan, sumber internal yang enggan disebutkan namanya mengungkap adanya aroma “JC” alias Justice Collaborator yang seolah dijadikan tameng bagi salah satu pelaku yang semestinya ditangkap, namun justru tak tersentuh.
Parahnya lagi, dua pelaku lainnya disebut-sebut tidak dimasukkan ke dalam daftar pengejaran, meski telah disebut dalam BAP awal oleh pelapor.
Padahal menurut pelapor tempat mangkal mereka itu sudah pernah di gerebek Opsnal Polresta dan cuma di tahan seminggu di jamin oleh salah satu Anggota Polisi Polsek Bukit Raya.
“Ini bukan sekadar bertele tele. Ini sudah masuk kepada persekonkolan aparat dengan begundal begundal. Kalau ada upaya memanipulasi proses hukum demi melindungi pihak tertentu, ini sangat berbahaya bagi integritas Polri di mata masyarakat,” tegas beberapa tokoh masyarakat di kelurahan simpa 3.
Penyidik yang menangani kasus ini juga diduga menyimpang dari kesepakatan awal dengan pelapor terkait proses verifikasi kerugian.
Akmaluddin menyatakan bahwa penyidik menjanjikan pendampingan tindak lanjut, namun justru menghilang tanpa kabar.
Ketika di minta sp2hp penyidik selalu meminta supaya berdamai dengan imbalan ganti kerugian materil dan inmateril
Sementara itu, keresahan warga meningkat seiring dugaan aktivitas ilegal di lahan kosong milik warga bernama Pak Alwi masih berlangsung siang dengan kegiatan yang tidak jelas mulai pagi hingga tengah malam, yang sering digunakan sebagai lokasi transaksi barang curian dan penyalahgunaan sabu.
Situasi ini menuntut adanya tindakan konkret dari aparat, namun hingga kini belum tampak pergerakan berarti dari kepolisian sektor bukit raya.
Desakan kini mengarah langsung kepada Kapolsek Bukit Raya, Camat, dan Lurah. Masyarakat meminta agar pucuk pimpinan di tingkat sektor ini tidak lagi tinggal diam dan segera mengambil sikap tegas atas berbagai kejanggalan dan dugaan pembiaran yang terjadi.
“Kalau Kapolsek tidak turun tangan, maka wajar kalau publik mulai bertanya: siapa sebenarnya yang dilindungi? Apa betul hukum masih berdiri sama tinggi, duduk sama rendah?” ujar seorang tokoh masyarakat setempat yang ikut memantau kasus ini.
Mandeknya kasus ini dan munculnya dugaan intervensi ilegal yang sudah beberapa kali terjadi yang pernah membubarkan team opsnal polsek bukitraya mempertegas perlunya evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Polsek Bukit Raya yang dulu di jabat oleh Kompol Kompol dari jabatan secapa ,masyarakat berharap dengan sekarang polsek di jabat oleh tamatan Akpol yang berangkat dari dari jabatan kbo Polresta Pekanbaru bisa lebih berintegritas jujur dan transparan.
Warga tak lagi butuh janji, tapi aksi nyata. Kepercayaan publik pada aparat kepolisian bukanlah warisan; ia harus diperjuangkan dan dijaga.
Catatan Redaksi:
Redaksi akan terus menggali lebih dalam dan membuka setiap tabir ketidakjelasan. Kepada pihak Polsek Bukit Raya, publik menunggu klarifikasi, bukan justifikasi. Keadilan bukan barang mewah—ia hak dasar warga bukit raya. Kami akan terus berdiri di garis depan, mengawal suara masarakat bukit raya dalam hal ini(*)
(Sumber: Akmaluddin)