Mahkota Bukan Sekadar Artefak , Ia Lambang Marwah dan Daulat Sultan

Terpopuler4592 Dilihat

Mentengnews.comPekanbaruRiau:

Mahkota Sultan Siak bukan sekadar benda pusaka yang terpajang dingin di balik kaca museum. Ia adalah simbol daulat, kehormatan, dan warisan sejarah yang menyatu dengan darah dan martabat Kesultanan Siak Sri Indrapura. Setiap helai emasnya, setiap ukiran di puncaknya, memuat doa, perjuangan, dan keberanian para leluhur yang pernah menegakkan keadilan di bumi Melayu.

Kini, ketika mahkota itu hendak dipamerkan di Festival Budaya Melayu Serumpun, semestinya bukan hanya izin formal yang menjadi syarat tetapi izin moral dan kultural dari pewaris sah Kesultanan, yakni Sultan Siak XIII, Sultan Syarif Assayidis Tengku Nazir.

Sebab daulat tidak diwariskan kepada museum, melainkan kepada darah keturunan.

Dalam budaya Melayu yang luhur, setiap benda bertuah memiliki penjaga dan marwah. Dan meminjam mahkota tanpa izin Sultan ibarat memetik bunga dari taman raja tanpa menghadap sebuah pelanggaran adat dan adab.

Jika kita ingin mengangkat budaya, maka angkatlah pula adabnya. Jika ingin memuliakan pusaka, maka muliakanlah pula tuannya. Karena sejatinya, kehormatan budaya bukan terletak pada apa yang dipamerkan, tapi pada bagaimana kita menghormatinya.

Sumber: Tengku Nazir bin Tengku Daud bin Tengku Bagoes (Syead This) bin Sultan Syarif Kasim ke-1 (Pertama), yang memiliki Mahkota (Sultan Siak ke-10)

banner 500x130

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *